ayah..

     Selama 52 tahun ayahku setiap pukul 06.00 pergi kerja dan pulang jam 17.30. Aku tidak pernah  melihatnya tidur siang, ataupun hobi dan aktifitas lain, selain mengurus dan menghidupi keluarga. Ia tidak pernah meminta bantuan apa apa padaku, kecuali sekedar memegang martil  saat  membetulkan sesuatu, itu caranya untuk berkomunikasi denganku.

     Pada waktu aku berumur 17 tahun aku kuliah keluar kota, sampai aku berkeluarga dan ayah menelpon setiap hari. Beliau selalu menunjukkan perhatiannya pada keluargaku tanpa pernah sedikitpun mengeluh masalah yang dihadapinya. Tapi aku terlalu sibuk karena sebagai pengacara sampai tak punya waktu berbicara dengan dia.

   

       Waktu aku membeli rumah pertamaku, beliau sibuk membantu mengecat & merapikan taman tanpa meminta apa pun, kecuali segelas air teh untuk kesempatan berbincang denganku. Tapi waktu itu kami sekeluarga mau liburan akhir pekan sehingga tidak sempat banyak bicara dengan ayah.

      Dua hari yang lalu aku mendapat kabar dari RS, ayah dirawat karena pembengkakan pembuluh darah. Aku segera cari pesawat untuk terbang ke kotanya, di sepanjang jalan teringat semua kenangan akan ayah. Termasuk waktu yang aku sia-siakan untuk berbicang dengannya.

       Aku baru sadar bahwa aku sungguh-sungguh tidak mengenal ayahku dengan baik, aku bersumpah sampai di RS aku akan menghabiskan semua waktu bersama ayah.
 

Aku tiba jam 1 dini hari, ayah sudah pergi 3 jam yang lalu.
Kali ini ayah yang tak punya waktu untuk berbincang, bahkan untuk menungguku.

Sejak itu aku belajar banyak, beliau tidak pernah meminta apa apa kecuali waktuku.
 

*seorang ayah memiliki cara sendiri menyayangi anak, mungkin selama ini ibu paling dekat dengan kita, ibu ada disaat kita membutuhkan kasih sayang, disaat kamu sedang belajar, ibumu ada didekatmu tetapi tahukah kamu bahwa ayahmu sedang mengawasimu belajar disaat kamu ditemani ibumu, ia menjagamu, begitulah kasih sayang yang dia beri,